Jumat, 28 September 2012

Penggunaan Simbol Adat dalam Pakaian Adat Aceh

Setiap suku bangsa di manapun di dunia tentu memiliki bentuk pakaian adatnya tersendiri, tak terkecuali bagi suku atau etnik yang ada di seluruh Indonesia. Antara suku yang satu dengan lainnya memiliki pakaian adatnya masing-masing sebagai ciri khas yang membedakan mereka. Misalnya pakaian adat Jawa berbeda dengan Batak. Demikian pula pakaian adat Padang berbeda dengan pakaian adat Aceh. Namun perbedaan itu dalam khazanah kebudayaan Indonesia adalah suatu kekayaan budaya bangsa, termasuk di dalamnya bentuk pakaian adat Aceh.
Mari kita mencoba melihat kembali bagaimana bentuk pakaian adat Aceh, baik yang dipakai laki-laki maupun perempuan. Meski pada dasarnya kedua pakaian itu memiliki corak sama, namun dari segi ragam dan atribut ataupun simbol-simbol yang digunakan ada perbedaan antara pakaian yang digunakan laki-laki dan perempuan

- Warna kebesaran

Pakaian adat Aceh yang digunakan laki-laki berwarna hitam, karena warna ini bagi masyarakat Aceh mengandung makna warna kebesaran. Jika seseorang mengenakan baju dan celana berwarna hitam berarti orang itu dalam pandangan masyarakat Aceh sedang memakai pakaian kebesarannya. Lain halnya dengan masyarakat di daerah lain, bila mereka memakai pakaian kehitam-hitaman bisa berarti mereka mungkin sedang berkabung karena sesuatu musibah.

- Pakaian Dara Baro

Pakaian adat bagi perempuan (dara baro) berbeda dengan pakaian adat laki-laki. Atribut pakaian adat untuk dara baro lebih banyak terutama pada perhiasan. Warna baju dara baro bukan warna hitam, tetapi boleh merah, kuning, hijau dan lain-lain. Tapi kalau celana tetap hitam. Hanya saja, bagi dara baro di bagian bawah celana memakai bunga kasab. Kalau dulu ada yang namanya celana tunjong yang pinggangnya sangat besar. Tapi sekarang tidak dipakai lagi. Cara memakai kain juga berbeda. Kalau laki-laki dililit di pinggang hingga di atas lutut. Sedangkan perempuan hingga ke bawah lutut. Kainnya hampir sama yaitu sejenis kain songket.

- Adat memakai rencong

Ada satu hal yang harus diperhatikan dalam memakai rencong, terutama bagi linto baro, karena sering salah letak (lekuk gagang rencong tidak boleh ke bawah, harus ke atas). Karena bila posisi cunggek rencong itu ke bawah, secara adat Aceh orang yang memakainya dianggap sedang dalam keadaan bahaya. Tetapi kalau cunggek rencong yang dipakai itu diposisikan ke atas, secara adat akan menggambarkan sebaliknya.